5 Tips Menjaga Mental Health Saat Menulis Tugas Akhir Skripsi

menjaga mental health saat skripsi

Kesehatan mental tidak boleh terganggu saat pengerjaan skripsi. Jika dilakukan penelitian terhadap mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, maka boleh jadi di antaranya ada yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Secara sederhana, kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Orang bisa terganggu kesehatan mentalnya akibat adanya tekanan yang menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang akut dapat berakibat fatal yang mengganggu kesehatan mental.

Berdasarkan penelusuran di media sosial Twitter, ada “cuitan-cuitan” yang menyatakan skripsi merupakan “hantu” yang menyeramkan dan bahkan secara ekstrim disebut horror. Pernyataan ini dipahami ternyata penyelesaian tugas skripsi bagi sebagian mahasiswa telah mendatangkan efek tekanan yang cukup hebat. Dari tekanan tersebut pada akhirnya berakibat timbulnya kecemasan. Kecemasan semacam inilah yang bila berlangsung secara akut maka potensial dapat mengganggu kesehatan mental.

Seorang individu yang sehat secara mental otomatis dia dapat secara optimal menjalankan hari-harinya. Seperti hari-hari menuntaskan tugas skripsi. Khususnya saat ia menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah-masalah yang ditemuinya ketika pengerjaan skripsi dengan kemampuan pengelolaan hal-hal semisal kecemasan.

Dewasa ini memang ada banyak faktor yang dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. Di antaranya aktivitas kehidupan dunia maya yang terus berlangsung selama 24 jam per hari. Hal ini merupakan suatu kenyataan dimana aktivitas dunia sangat sibuk sekarang ini. Karena begitu sibuknya sehingga dunia memberikan tekanan-tekanan tertentu yang cukup berat.

Di saat yang sama kondisi dunia baru saja reda dari kecemasan menghadapi tekanan Covid-19. Suatu laporan penelitian menyebutkan dimana generasi milenial yang lahir antara 1981-1996 terlebih Gen Z yang lahir antara 1997-2012 merupakan kelompok yang paling peduli memperhatikan kesehatan mental. Disebut-sebut sebagai generasi paling suka healing. Antara lain disebabkan oleh kenyataan dunia yang penuh dengan kecemasan.

Sekecil apapun gangguan yang dihadapi tetap dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. Termasuk di dalam pengerjaan tugas skripsi sehingga tidak menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu kesehatan mental. Beberapa tips agar tetap terpelihara kesehatan mental pada saat mengerjakan skripsi di bawah ini:

Baca juga : Menghadapi Tantangan Skripsi: Strategi dan Solusi bagi Mahasiswa

1. Jangan Lupa Bahagia

Bahagia adalah potensi dasar yang Tuhan berikan kepada semua manusia sejak awal penciptaan. Setiap orang memiliki kebahagiaan dalam dirinya dan tidak ada alasan untuk tidak bahagia dalam situasi apapun, bahkan saat sedih sekalipun. Kebahagiaan adalah hakikat dari eksistensi manusia, yang intrinsik dan tidak bergantung pada faktor eksternal. Untuk mempertahankan kebahagiaan, penting untuk bersikap positif dan bersyukur. Kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri dan merupakan pilihan yang bisa diambil oleh setiap orang.

Skripsi adalah karya monumental untuk meraih gelar sarjana. Menulis skripsi harus dilakukan dengan bahagia, sebagai wujud kebahagiaan itu sendiri. Skripsi mencerminkan puncak perjalanan intelektual mahasiswa, menggabungkan semua pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama studi. Dengan sikap bahagia dan semangat, mahasiswa dapat menghasilkan karya yang membanggakan dan berkualitas. Kebahagiaan juga membantu mengatasi berbagai tantangan dalam penulisan skripsi, sehingga hasil akhirnya tidak hanya membawa kebanggaan pribadi tetapi juga kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

2. Belajar Mencinta secara Detail

Jangan ingin mencakup keseluruhan. Keseluruhan atau universalitas akan terdiri atas unit-unit fakultatif yang bersifat mikro. Setiap calon lulusan dari universitas mempunyai konsentrasi pada lingkup bidang ilmu tertentu yang spesifik dari program studi. Carilah “celah” di dalam lingkup bidang ilmu itu dan mungkin “celah” terkecil (unitas) dari suatu keseluruhan.

Bukan tidak boleh berbicara hal makro (yang kompleks) tetapi jangan diabaikan hal mikro (yang spesifik). Padahal, di dalam hal mikro pun pasti masih ada lagi satuan-satuan terkecil. Satuan-satuan terkecil inilah yang kerap terabaikan atau tidak menjadi sorotan. Menulis skripsi perhatikanlah margin, tanda baca seperti titik dan koma, huruf besar, huruf kecil, typo, dan lain-lain. Hindari kesalahan-kesalahan teknis dalam penulisan skripsi, meskipun kesalahan kecil.

Selebihnya, beranjak dari sebuah “titik” atau “ceruk” di dalam “celah” (gap) untuk bergeser ke “tema” kemudian “topik” yang lebih besar lagi. Apabila memulai dari hal yang kompleks (makro), maka berusahalah terhubung dengan hal yang spesifik (mikro). Sebaliknya, bila memulai dari hal mikro –yang konkrit yang serba detail, maka berusahalah terhubung dengan hal makro –yang abstrak yang serba teoritis.

Skripsi merupakan bagian-bagian atau unit-unit dari hal terkecil secara detail. Hal detail itu sesungguhnya indah bila tersusun secara apik dan rapi. Sesuatu bisa jadi mula-mula terserak secara acak serta tak beraturan dalam himpunan yang teramat makro, lalu diperhatikan detail-detailnya secara spesifik, dan disusun secara apik (tertata) serta rapi hingga terciptalah keindahan. Tak pelak lagi kerapian adalah keindahan.

Cintailah kerapian dan keindahan dengan cara belajar mencinta secara detail. Halnya Sang Kekasih pasti sangat perhatian terhadap hal yang detail. Pengerjaan skripsi adalah kemampuan mengurai hal-hal detail dari sebuah ilmu yang ujung dan kedalamannya tak berbatas.

Metodologi Penelitian

3. Tetap Sederhana

Menulis skripsi tidak hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga memastikan pesan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang akademik. Menggunakan bahasa yang terlalu teknis tanpa penjelasan bisa membingungkan pembaca. Mengadopsi perspektif pembaca, seperti mendengarkan kalimat dengan keras dan mengevaluasi apakah pesan tersampaikan dengan jelas, sangat membantu.

Sederhanakan bahasa tanpa mengorbankan kedalaman analisis; gunakan contoh konkret dan struktur kalimat yang jelas. Proses revisi dan umpan balik dari teman atau mentor juga penting untuk memperbaiki bagian yang mungkin membingungkan. Skripsi harus disusun sebagai narasi koheren yang membantu pembaca memahami topik secara keseluruhan. Dengan memprioritaskan kesederhanaan dan kejelasan, skripsi akan lebih mudah diakses dan efektif dalam menyampaikan pesan, meningkatkan kualitas tulisan dan memastikan kontribusi intelektual dapat dimengerti oleh audiens yang lebih luas.

4. Komunikasi secara Bijak

Di lingkungan kampus, mahasiswa terlibat dalam berbagai bentuk komunikasi dengan teman sebaya, senior, junior, serta berbagai pihak di dalam dan luar program studi. Komunikasi ini termasuk dengan dosen, pembimbing akademik, dan pengelola unit seperti laboratorium dan perpustakaan. Mahasiswa perlu menggunakan sarana seperti email untuk mengatasi hambatan komunikasi. Fakultas juga berupaya menjaga keterhubungan profesional dengan mahasiswa untuk mendukung pengembangan mereka, termasuk dalam bimbingan skripsi. Komunikasi rutin dengan dosen pembimbing sangat penting untuk arahan dan bantuan dalam meningkatkan kualitas penulisan skripsi, yang akan mendukung kesuksesan akademis mahasiswa.

5. Berilah Nilai Aktivitas

Setiap langkah dalam penulisan skripsi penting dan berkontribusi pada pencapaian akademik yang lebih besar. Menyusun skripsi adalah investasi energi dan waktu dalam karya ilmiah yang signifikan. Penting untuk memberi nilai pada setiap aktivitas dan menggunakan perangkat lunak seperti Mendeley dan plagiarism checker untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas. Mengelola kecemasan dan kelelahan, serta menjaga kebahagiaan dan kesehatan mental, adalah kunci dalam perjalanan ini. Menghargai waktu dan usaha adalah fundamental, dan skripsi adalah kesempatan untuk menciptakan karya ilmiah yang mencerminkan kemampuan dan dedikasi dalam bidang ilmu tertentu.

Baca juga :Tips Menyusun Daftar Pustaka Skripsi: Membuat Referensi dari Sumber Primer

Kesimpulan

Menulis tugas akhir atau skripsi adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan, tetapi dengan menjaga kesehatan mental, Anda dapat menghadapinya dengan lebih baik. Dengan menetapkan lingkungan yang mendukung, mengelola waktu dengan efektif, menjaga kesehatan fisik dan pola makan, mencari dukungan sosial, serta mengelola stres dengan teknik relaksasi, Anda dapat memastikan bahwa perjalanan akademis ini berakhir dengan sukses. Ingat, menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental Anda selama menulis skripsi.

Bagi Anda yang memiliki kesulitan dalam mengerjakan skripsi dan membutuhkan jasa bimbingan skripsi dapat menghubungi Admin SkripsiYuk dan dapatkan layanan terbaik dari kami.

Penulis : Dona