Revisi Skripsi Setelah Sidang? Cari Tahu Semuanya Di Sini!

revisi skripsi

Revisi skripsi setelah sidang hampir pasti dirasakan oleh semua mahasiswa yang menyelesaikan jenjang perkuliahannya. Sepintar apapun seorang mahasiswa atau sebagus apapun skripsi akhir yang dibuatnya, revisi skripsi sudah menjadi sebuah kebiasaan sekaligus kewajiban yang dibebankan kepada para mahasiswa guna menuntaskan jenjang studinya. Revisi skripsi dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki naskah skripsi sesuai dengan catatan dari dewan penguji ketika sidang skripsi. Jangan sampai kamu menunda untuk memperbaiki skripsi setelah sidang, karena semakin lama kamu menunda, semakin lambat pula kelulusanmu untuk yudisium dan wisuda.

Ada banyak penyebab yang mengharuskan revisi skripsi, walaupun menurutmu skripsi tersebut sudah cukup sempurna. Dewan penguji tentu lebih memahami perihal teori dan metode yang kamu gunakan dalam penelitian, sehingga kebanyakan penyebab revisi skripsi terletak pada latar belakang masalah, teori, dan metode yang digunakan yang mungkin kurang tepat. Misalnya, latar belakang masalah yang kurang mendalam atau teori yang dipilih tidak relevan dengan topik penelitian bisa menjadi alasan utama revisi.

Selain itu, kesalahan dalam metode penelitian, seperti pengambilan sampel yang tidak representatif atau analisis data yang kurang valid, juga sering menjadi fokus revisi. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk terbuka terhadap masukan dan kritik dari dewan penguji agar skripsi yang dihasilkan tidak hanya memenuhi persyaratan akademis tetapi juga memiliki kualitas yang tinggi.

Baca juga : Menyelami Keunggulan Metode Penelitian Skripsi Terkini

Pengertian Revisi Skripsi

Apa itu revisi skripsi? Revisi skripsi adalah proses memperbaiki, menyempurnakan, dan menyelaraskan isi skripsi sesuai dengan masukan, saran, dan kritik dari penguji saat sidang. Proses ini tidak hanya sebatas memperbaiki kesalahan tata bahasa atau ejaan, tetapi juga mencakup klarifikasi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian. Penguji sering memberikan masukan yang berharga mengenai bagaimana suatu konsep dapat dijelaskan dengan lebih baik atau bagaimana argumen dapat diperdalam.

Selain itu, revisi skripsi juga sering kali melibatkan penambahan data yang relevan untuk memperkuat temuan penelitian. Terkadang, mahasiswa mungkin diminta untuk melakukan perubahan struktural yang signifikan pada skripsi mereka, seperti menyusun ulang bab-bab tertentu agar alur logika lebih jelas dan kohesif.

Tujuan dari revisi ini adalah untuk memastikan bahwa skripsi memenuhi standar akademik yang ditetapkan oleh universitas dan benar-benar mencerminkan kualitas penelitian yang telah dilakukan. Dengan melakukan revisi, mahasiswa tidak hanya meningkatkan kualitas skripsinya, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka terhadap proses akademik dan kemampuan mereka untuk menerima serta menerapkan kritik konstruktif. Revisi skripsi adalah langkah penting dalam perjalanan akademik yang membantu memastikan bahwa karya yang dihasilkan memiliki integritas ilmiah dan dapat berkontribusi secara signifikan dalam bidang studi yang dipilih. Revisi dapat tersebut dapat berupa revisi minor atau mayor, berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Revisi Minor

Revisi minor skripsi merujuk pada perbaikan yang melibatkan aspek-aspek kecil dalam tugas akhir. Biasanya, revisi minor meliputi kesalahan penulisan tata bahasa, ejaan, atau format. Kesalahan-kesalahan ini mungkin tampak sepele, tetapi mereka penting untuk memastikan naskah skripsi tampak profesional dan memenuhi standar akademik. Misalnya, kesalahan dalam penggunaan tanda baca, kutipan yang tidak sesuai aturan, atau daftar pustaka yang belum tertata rapi adalah beberapa hal yang sering diperbaiki dalam revisi minor.

Contoh konkret revisi minor adalah penulisan kata dalam bahasa Inggris yang tidak ditulis miring. Misalnya, dalam kalimat “Penggunaan handphone yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mata”, kata “handphone” seharusnya ditulis miring menjadi “Penggunaan *handphone* yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mata.” Perbaikan ini penting untuk menjaga konsistensi dan kejelasan penulisan, memastikan semua detail kecil sesuai pedoman, sehingga skripsi tidak hanya benar secara substansi tetapi juga rapi dan sesuai standar akademik tinggi.

2. Revisi mayor

Revisi mayor skripsi memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi karena melibatkan perubahan pada substansi utama dari tugas akhir. Perbaikan ini bisa berkaitan dengan metodologi penelitian yang kurang akurat, analisis yang belum mendalam, atau bahkan struktur keseluruhan yang perlu diperbaiki. Revisi mayor seringkali memerlukan waktu dan usaha yang lebih besar dibandingkan revisi minor karena menyentuh aspek-aspek fundamental dari penelitian yang telah dilakukan.

Contoh revisi mayor dapat dilihat pada skripsi di bidang ekonomi yang menganalisis faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Setelah review, ditemukan bahwa metodologi penelitian tidak mempertimbangkan dampak fluktuasi nilai tukar mata uang. Mahasiswa harus merevisi metodologi untuk memasukkan faktor ini, melakukan analisis ulang dengan data yang diperbarui, dan menyesuaikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis baru. Proses ini mungkin melibatkan pengumpulan data tambahan, penerapan teknik analisis yang lebih kompleks, dan penulisan ulang bagian-bagian signifikan dari skripsi. Revisi mayor tidak hanya memperbaiki kelemahan, tetapi juga memperkuat argumen dan temuan penelitian, memastikan skripsi memenuhi standar akademik tinggi dan memberikan kontribusi berarti dalam bidang studi.

Revisi Skripsi Setelah Sidang

Setelah menjalani sidang skripsi, tahap selanjutnya adalah revisi skripsi. Revisi ini merupakan kesempatan terakhir untuk memperbaiki skripsi sesuai dengan catatan yang diberikan oleh dewan penguji. Persiapan yang matang baik dari segi materi maupun mental sangat penting untuk memastikan kelancaran sidang skripsi. Meskipun demikian, tidak jarang mahasiswa mendapat catatan revisi dari dewan penguji, terlebih jika presentasi yang disampaikan tidak begitu baik atau pemahaman materi yang kurang mendalam.

Pertanyaan yang sering muncul setelah sidang adalah seberapa banyak revisi yang perlu dilakukan. Biasanya, mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan revisi sebanyak pertanyaan yang diajukan oleh masing-masing dewan penguji. Setelah mendapat catatan revisi, mahasiswa memiliki waktu tertentu untuk menyelesaikannya sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi, biasanya dalam rentang waktu 1-2 minggu. Setelah revisi selesai dan mendapatkan tanda tangan dari dewan penguji, langkah selanjutnya adalah mendaftar yudisium.

Mendaftar yudisium penting untuk memperoleh status kelulusan secara resmi dan mengubah status akademik dari mahasiswa aktif menjadi lulus. Setelah yudisium, momen yang ditunggu-tunggu adalah wisuda. Prosedur pelaksanaan wisuda dapat berbeda-beda di setiap perguruan tinggi, oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk memahami dan menyelesaikan semua administrasi yang diperlukan agar dapat segera melaksanakan wisuda dan memperoleh gelar sarjana secara resmi.

Contoh dan Cara Revisi Skripsi

Dewan penguji akan memberikan catatan revisi skripsi sesuai dengan kerancuan yang ada pada skripsi mahasiswa. Revisi tersebut dapat berupa revisi minor maupun revisi mayor, berikut adalah beberapa contoh revisi dan cara menyelesaikannya.

1. Penyusunan Bab Pendahuluan

Salah satu revisi umum pada skripsi adalah bab pendahuluan yang kurang terstruktur atau tidak mengalir dengan baik. Untuk merevisi hal ini, pastikan untuk memperkenalkan latar belakang masalah dengan jelas, merumuskan permasalahan penelitian, dan tujuan penelitian secara terperinci. Selain itu, sertakan kerangka teori yang relevan untuk mendukung argumentasi.

2. Metodologi Penelitian yang Lebih Rinci

Skripsi seringkali membutuhkan penjelasan yang lebih rinci tentang metodologi penelitian yang digunakan. Jika revisi diperlukan di bagian ini, pastikan untuk menjelaskan metode pengumpulan data, instrumen yang digunakan, serta analisis data secara lebih mendalam. Hal ini akan memberikan pembaca pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kamu mendapatkan hasil penelitian.

3. Analisis Data yang Teliti

Salah satu aspek penting dari skripsi adalah analisis data yang akurat dan teliti. Jika kamu memerlukan revisi pada bagian ini, pastikan bahwa data yang disajikan telah dianalisis dengan tepat menggunakan alat analisis yang sesuai. Sajikan temuan utama dengan jelas dan lengkap, dan pastikan untuk mengaitkannya dengan pertanyaan penelitian yang diajukan.

Baca juga : Mengenal Metode Penelitian Skripsi yang Tepat untuk Penelitian Tindakan

Kesimpulan

Revisi skripsi setelah sidang merupakan tahap penting yang tidak boleh diabaikan. Proses ini memungkinkan mahasiswa untuk memperbaiki dan menyempurnakan hasil penelitian mereka agar memenuhi standar akademik yang ditetapkan. Dengan memahami umpan balik, membuat rencana revisi, melakukan perbaikan, berkonsultasi dengan pembimbing, dan mengajukan kembali skripsi untuk persetujuan, mahasiswa dapat menyelesaikan revisi dengan sukses.

Melalui proses revisi, mahasiswa tidak hanya meningkatkan kualitas skripsi mereka, tetapi juga memperoleh pengalaman berharga yang akan berguna dalam karir akademik dan profesional mereka di masa depan. Oleh karena itu, jangan anggap revisi sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan panduan yang jelas bagi mahasiswa yang sedang menjalani proses revisi skripsi.

Bagi Anda yang memiliki kesulitan dalam mengerjakan skripsi dan membutuhkan jasa bimbingan skripsi dapat menghubungi Admin SkripsiYuk dan dapatkan layanan terbaik dari kami.

Penulis : Dona