Menghadapi Hambatan Emosional dalam Menulis Skripsi: Tips untuk Mahasiswa Semester Akhir

Skripsi sebagai tugas akhir yang harus diselesaikan oleh mahasisiwa S1 untuk mendapatkan gelar sarjana. Tugas akhir ini kerap menjadi ketakutan tersendiri bagi para mahasiswa, saat sudah memasuki semester akhir terkadang akan muncul kekhawatiran tentang bisakan saya menulis skripsi dengan baik, bisakan saya lulus tepat waktu, kira-kira dosen pembimbingku nanti sulit tidak ya? Kekhawatiran semacam ini tentu mempengaruhi emosional mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dan pada akhirnya akan menjadi hambatan dalam proses penulisan skripsi.

Nah, disini saya akan berbagi tips dengan teman-teman bagaimana mengelola pikiran overthinking kita saat sedang mengerjakan skripsi. Pertama saat pikiran mulai overthinking tentang skripsi, mulailah nyicil nulis, meskipun sehari hanya menulis satu halaman setidaknya teman-teman memiliki progress.

Kedua, selain mengerjakan skripsi setiap hari, teman-teman juga harus tetap melakukan rutinitas sehari-harinya. Biasanya ketika teman-teman terlalu terfokus pada pengerjaan skripsi rutinitas sehari-hari yang biasanya dilakukan akan terlalaikan. Perasaan ingin segera menyelesaikan skripsi menyebabkan rutinitas lain yang sebelumnya dilakukan menjasi terabahikan, secara perlahan hal ini akan membuat teman-teman mengalami stres. Maka dari itu, salah satu cara mengatasi emosional dan stres saat proses pengerjaan skripsi adalah dengan tetap melakukan rutinitas sehati-hari yang biasa dilakukan oleh teman-teman. Membagi waktu mengerjakan skripsi dan kegiatan sehari-hari dapat mengurangi stres pengerjaan skripsi.

Ketiga, buatlah suasana proses penelitian yang menyenangkan. Setalah penulisan proposal dan seminar proposal selesai, teman-teman akan memasuki fase yang lebih sulit yaitu penulisan bab hasil dan pembahasan. Dalam penulisan ini diperlukan penelitian untuk memperoleh hasil yang akan kita bahas pada bab ini. Penulisan bab hasil dan pembahasan tentu lebih sulit dari pada proposal, dan pada masa ini banyak mahasiswa yang mengalami stress dan stuck dalam penelitiannya. Padahal, penelitian merupakan hal yang paling penting dalam proses penulisan skripsi. Terdapat beberapa cara agar penelitian terasa menyenangkan, misalnya saat membutuhkan data berdasarkan wawancara, kita bisa mengajak narasumber untuk bertemu di tempat terbuka yang asyik untuk mengobrol, seperti di café atau destinasi wisata yang memberikan kesan menyenangkan.

Keempat, pengerjaan skripsi tentu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Akan tetapi ada waktu-waktu tertentu yang kita lebih fokus. Saat menulisan skripsi kita harus memiliki target pada pengerjaan agar penggunaan waktu dalam proses pengerjaan skripsi bisa berjalan dengan tertata serta baik. Bisakan bangun pagi jangan tidur setelah subuh, mulailah untuk mengerjakan saat pagi, karena saat itu kondisi otak kita sedang dalam kondisi fresh setelah istirahat, dan tentu saja jangan biasakan bergadang. Karena bergadang akan menguras lebih banyak energi dan mengurangi fokus.

Kelima, hindari pikiran negatif saat sedang mengerjakan skripsi. Jika kita membiasakan diri untuk berpikir optimis maka respon otak secara otomatis akan memeberikan perasaan bahagia sehingga akan mengurangi rasa cemas dan stres. Dengan demikian, teman-teman bisa mengerjakan skripsi dengan lebih percaya diri. Terdapat beberapa cara mudah untuk melatih pikiran optimis yaitu dengan membaca atau menonton kutipan motivasi melalui ponsel. Selain itu, teman-teman juga bisa menggantung poster inspirasi di dinding kamar tidur. Untuk playlist lagu juga berpengaruh pada semangat pengerjaan skripsi teman-teman. Disarankan untuk mendengarkan lagu dengan nada dan lirik yang positif serta membangkitkan semangat.

Demikian beberapa cara mengelola emosi dan mengurangi stres selama pengerjaan skripsi yang bisa teman-taman terapkan selama mengerjakan skripsi. Selama penulisan penelitian, usahakan untuk selalu berpikir positif serta tidak memaksakan kemampuan diri sendiri. Janagn lupa perhatikan kesehatan teman-teman juga ya [M/ftah].